MAKE UP dan RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN
Gambar I: Rias Pengantin Solo Basahan |
Yang membedakan Rias Pengantin Solo Putri dan Rias Pengantin Solo Basahan adalah terletak di busana yang digunakan. Makna dari busana basahan adalah simbolisasi berserah diri kepada takdir Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. Pengantin Solo Basahan menggunakan busana kemben sebagai penutup dada, kain dodot atau kampuh, sampur atau selendang cinde, sekar abrit (merah) dan kain jarik warna senada , serta buntal berupa rangkaian dedaunan pandan dari bunga-bunga bermakna sebagai penolak bala.
Busana basahan mempunyai arti filosofi tersendiri yaitu simbolisasi berserah diri kepada takdir Tuhan akan perjalanan hidup yang akan datang. Selain itu Solo putri menggunakan pidih berwarna hitam, sedangkan Solo basahan yang "pakem" seharusnya menggunakan pidih berwarna hijau namun seiring perkembangan zaman banyak perias yang memodifikasi pidih menjadi warna hitam. Untuk alis, pada riasan Solo putri dibuat mangot atau seperti bulan sabit sedangkan pada riasan solo basahan berbentuk menjangan ranggah (seperti tanduk rusa), ujung alis melengkung keatas menuju kearah sogokan dan ranggahnya
Rias wajah dan rambut pengantin pria terinspirasi dari raja keraton Kasunanan Surakarta. Di atas kepala, pengantin pria mengenakan Kuluk Kanigoro (semacam topi) dengan garis-garis berwarna kuning yang disebut Tarak. Perhiasan yang ada di atas Kuluk disebut Nyamat. Pengantin pria juga mengenakan bunga yang disebut Sumping yang terbuat dari bunga melati setengah mekar dan ditusuk dengan lidi. Sumping tersebut dikenakan pengantin laki-laki dengan cara diselipkan pada telinga kiri dan kanan.
Untuk riasan busana pengantin pria terdiri dari celana panjang berbahan kain cinde. Corak dan warna kampuh dodot yang dipakai pengantin pria sama dengan yang dipakai wanita, perbedaanya hanya cara memakainya. Pengantin pria juga mengenakan roncean Buntal Udan Emas sepanjang sekitar 120 cm. Untuk memperkuat kampuh dodot, pengantin pria mengenakan ukup dan epek timang sebagai ikat pinggang dan tempat menyelipkan keris.
Untuk aksesoris pengantin pria Solo Basahan juga cukup sederhana. Rias wajah tidak dipaes, menggunakan kuncup melati untuk sumping di telinga dan bagian rambut ditutup dengan Kuluk Mathak. Ada banyak warna kuluk yang bisa dipakai, jaman dahulu warna Kuluk mencerminkan pemakainya, misalnya warna biru muda keputihan di gunakan oleh Raja, warna biru muda dipakai oleh Pangeran Adipati, warna biru tua dipakai sentana dalem dan warna hitam untuk busana kanigaran Raja.
Untuk aksesoris hiasan, pengantin pria memakai Kalung karset dan singgetan serta sebilah keris dengan warangka ladrang. Bagi orang Jawa keris merupakan symbol kejantanan, sehingga pada jaman dahulu jika karena suatu sebab pengantin pria berhalangan hadir dalam upacara pengantin, maka ia bisa diwakili oleh sebilah kerisnya.
Sebagai pelengkap busana dan Rias Pengantin Solo Basahan, mempelai pria dan wanita menggunakan alas kaki berupa selop dengan warna yang telah disesuaikan dengan warna dodot yang dikenakan.
Semoga informasi tentang RIAS PENGANTIN SOLO BASAHAN ,dapat membantu anda dalam menemukan pilihan gaya Rias Pengantin yang anda inginkan. Untuk melihat detail Paket Rias Pernikahan Solo Basahan dapat anda klik link disamping kiri.